Jumat, 03 September 2010

LAPORAN KIMIA
TITIK BEKU










Oleh:
Bangkit wibisono
XI A 3





SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG TENGAH
2010


I. TUJUAN
Untuk mengetahui titik beku suatu larutan dan factor yang mempengaruhinya.
II. ALAT DAN BAHAN :
Alat dan Bahan:
1. Neraca 6. Air suling
2. Tabung reaksi 7. Butian Es
3. Sendok 8. Urea (O(NH2 )2)
4. Pengaduk kaca 9. Garam dapur (NaCl)
5. Gelas kimia 250 ml 10. termometer



III. LANDASAN TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis zat terlarut. Yang tergolong sifat koligatif larutan adalah:penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik dari larutan.
Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Larutan yang mudah mengion(elektrolit) akan mempunyai titik beku lebih rendah dari pada larutan non elektrolit, karena larutan elektrolit akan terurai sehingga partikelnya pun akan lebih banyak dari pada non elektrolit, sehingga larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar dari pada non elektrolit (Erlangga, 2007
Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:

Dimana m = Keterangan:
 : Penuruan titik beku
 m : Molalitas larutan
 Kf : Tetapan penurunan titik beku molal
 g : Massa zat terlarut
 p : Massa zat pelarut

III. LANGKAH KERJA
1. Membuat larutan-larutan di bawah ini dengan menggunakan 20 ml air untuk setiap larutan:
Larutan 1 : 1,20 gr urea
Larutan 2 : 2,40 gr urea
Larutan 3 : 1,17 gr garam dapur
Larutan 4 : 2,34 gr garam dapur
2. Memasukkan butiran-butiran es kecil ke dalam gelas kimia sampai kira-kira tiga perempatnya dan menambahkan 8 sendok makan garam dapur, kemudian diaduk (ini adalah campuran pendingin).
3. mengisi tabung reaksi dengan air setinggi +2 cm. memasukkan tabung tersebut ke dalam campuran pendingin, dan mengaduk dengan pengaduk naik turun sampai air membeku seluruhnya.
4. Mengangkat tabung reaksi, kemudian mengganti pengaduk dengan thermometer dan ukur suhu saat kesetimbangan cair dan es.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan larutan-larutan yang anda buat pada langkah 1 sebagai pengganti air.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
No. Zat terlarut Perbedaan titik beku
Rumus Massa Mol Kemolalan Air Larutan
1 CO(NH2)2 1,20gr 0,02 1 0°C -2,0°C 2,0°C
2 CO(NH2)2 2,40gr 0,04 2 0°C -4,0°C 4,0°C
3 NaCl 1,17gr 0,02 1 0°C -4,0°C 4,0°C
4 NaCl 2,34gr 0,04 2 0°C -6,0°C 6,0°C

2. Pembahasan
Dari data di atasdapat diketahui bahwa pada kemolalan yang sama, larutan elektrolit (NaCl) memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan non elektrolit {CO(NH2)2}. Hal ini dikarenakan, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan, yaitu kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang lebih besar dari pada larutan non elektrolit pada konsentarsi yang sama. Selain itu, suatu zat elektrolit akan mengalami disosiasi (penguraian) menjadi ion-ion (anion kation) dalam larutan. Garam dapur (NaCl) merupakan zat elektrolit, dan di dalam larutan NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl-. Sedangkan urea CO(NH2)2 merupakan zat elektrolit yang dalam larutannya terdiri dari molekul-molekul urea dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit mengalami ionisasai, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dari pada larutan non elektrolit, maka sifat koligatif NaCl berbeda dengan sifat koligatif CO(NH2)2 .
Maka 0,1 mol NaCl dalam larutan akan terurai menjadi 0,2 mol partikel (ion) dengan persamaan reaksi : NaCl(aq) —> Na+(aq) + Cl –(aq).
Selain itu, diperoleh juga bahwa NaCl 1molal memiliki titik beku -4,00C dan penurunan titik beku 4,0 0C. sedangkan NaCl 2molal memiliki titik beku -6,00C dan penurunan titik beku 6,00C.
Dimana hal tersebut menandakan bahwa semakin besar kemolalan suatu larutan maka semakin rendah titik beku larutannya dan semakin besar penurunan titik bekunya.
Diketahui juga bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini dikarenakan sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut membentuk ikatan baru. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.

V. ANALISIS DATA
1. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
2. Pengaruh kemolalan urea terhadap :
a) Titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya
b) Penurunan titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan sebanding dengan penurunan titik beku
3. Pengaruh kemolalan NaCl terhadap :
a) Titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin rendah titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit sehingga terurai atas ion - ion
b) Penurunan titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin besar penurunan titik bekunya karena selain dipengaruhi kemolalan, penurunan titik beku juga dipengaruhi oleh jenis larutannya elektrolit atau non elektrolit.
4. Pengaruh larutan NaCl dibandingkan dengan pengaruh larutan urea terhadap :

a) Titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah daripada larutan non elektrolit (urea)
b) Penurunan titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar daripada larutan non elektrolit

VI. Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan:
1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.



Saran
1. Agar lebih teliti dalam mengamati angka pada thermometer agar hasilnya lebih benar
2. Lebih cermat dalam menimbang garam dapur dan urea agar kita memperoleh hasil yang sesuai.
3. Sebaiknya dalam mengukur suhu menggunakan thermometer yang lebih objektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar